30/05/11

Kain Ulos Sumber Panas Selain Matahari dan Api


Kain Ulos
Kain Ulos image from Flickr
Jadi Berita Mengabarkan – Menurut kepercayaan tradisi Suku Batak, terdapat tiga hal yang menjadi sumber kehangatan (panas) dalam hidup mereka, yaitu sinar matahari, api dan kain Ulos. Hal ini adalah salah simbol betapa masyarakat Batak menempatkan ulos sebagai bagian penting dalam hidup mereka. Kata ulos dalam bahasa Batak berarti kain. Kain Ulos ditenun dengan tangan, bukan dengan mesin. Oleh karena itu kain Ulos memiliki nilai seni yang tinggi dan mahal harganya.
Berdasarkan adat suku Batak, setiap orang Batak dalam hidupnya akan menerima paling sedikit tiga macam Ulos sejak ia lahir sampai meninggal dunia.  Pertama, ia akan memperoleh Ulos Parompa (jaman dulu disebut Ulos Paralo-alo Tondi). Lalu yang kedua disebut Ulos Marjabu. Ulos ini akan diterima ketika ia menikah.  Yang terakhir, ia akan menerima Ulos ketika meninggal dunia yang disebut Saput. Sebagian besar Ulos sudah punah karena tidak diproduksi lagi, misalnya Ulos Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, dan Ulos Sibolang.
Kombinasi warna yang paling umum dalam kain ulos adalah merah, putih dan hitam dengan sesekali dihiasi ragam tenunan dari emas dan perak. Pada mulanya, kain ulos dibuat hanya dalam bentuk selendang atau sarung saja. Namun seiring dengan kemajuan jaman, beberapa pengrajin Ulos mengkreasikan Ulos ke dalam berbagai bentuk souvenir seperti baju, tas, ikat pinggang, dompet, sarung bantal, dasi dan sebagainya.
Sama seperti halnya seni membuat batik di Jawa, keterampilan menenun Ulos hanya dapat dilakukan oleh sebagian kecil orang. Hal ini dapat dimaklumi karena menenun adalah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi dan ketelatenan membentuk motif dari lidi. Untuk para penenun Ulos pemula, biasanya mereka membuat motif sederhana dengan tujuh lidi. Hasilnya adalah berupa selendang. Sedangkan untuk penenun tingkat mahir, jumlah lidi bisa tak terhingga hingga terbentuk aneka motif rumit yang diinginkan.
Ulos sebagai identitas budaya masyarakat Batak sudah selayaknya kita lestarikan agar terhindar dari kepunahan. Jangan sampai kesenian nasional ini diklaim negera oleh negara lain yang lebih perhatian kepada nasib para penenun Ulos.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger