Perdana Menteri David Cameron mengatakan bahwa Inggris tidak akan mengirim pasukan darat ke Libya. Namun, Inggris mengakui pembatasan yang ditentukan oleh resolusi PBB membuat serangan (udara koalisi) lebih sulit. "Apa yang kami katakan adalah tidak ada masalah serangan atau pendudukan, ini bukan mengenai Inggris akan menempatkan tentara di darat, ini bukan apa yang kita kerjakan di sini," kata Cameron kepada televisi Sky News, Minggu (17/4) waktu setempat. Dia menekankan pasukan internasional tidak akan melewati ketentuan yang ditetapkan oleh Resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB, yang mensahkan semua cara yang diperlukan untuk melindungi warga sipil di Libya, tapi mengesampingkan pasukan pendudukan asing. "Ini karena kami telah mengatakan kami tidak akan menyerang, kami tidak akan menduduki, (bahwa) ini lebih sulit dalam banyak cara karena kami tidak dapat memutuskan sepenuhnya hasilnya dengan apa yang telah kami capai," kata Cameron. "Tapi kami sangat jelas bahwa kami harus melekat pada ketentuan resolusi Dewan Keamanan PBB, kita harus mempertahankan dukungan dunia Arab," ia menambahkan. PM Cameron berbicara dari Oxfordshire di Inggris selatan. Inggris mengambil bagian dalam serangan udara terhadap pasukan pemimpin Libya Muamar Gaddafi dengan negara anggota NATO lainnya untuk melaksanakan resolusi PBB. Menteri Pembangunan Internasional Inggris Andrew Mitchell akan melakukan perjalanan ke New York, Senin (18/4), untuk mengadakan pembicaraan mendesak dengan PBB mengenai situasi kemanusiaan terus-menerus di negara Afrika utara itu. "Inggris sangat prihatin pada keadaan menyedihkan warga sipil di tempat-tempat yang terpengaruh oleh konflik, termasuk kota Misrata yang dikepung," kata satu pernyataan pemerintah. Pada Minggu di Libya, pasukan pemerintah menggempur pemberontak dengan artileri berat di barat Ajdabiya, memaksa ratusan warga dan sejumlah petempur pemberontak melarikan diri dari kota di persimpangan jalan penting itu. |
0 komentar:
Posting Komentar