Bagi ilmuwan, amfibi merupakan salah satu indikator kesehatan ekosistem. Sayangnya, terdapat penurunan yang drastis. Dari semua spesies amfibi, 7 persen di antaranya dalam kondisi kritis. Bandingkan dengan mamalia yang hanya 4 persen atau burung yang hanya 2 persen. Dari 5700 spesies amfibi, 168 telah punah, dan 1 dari 3 spesies terancam mengalami nasib serupa. Sebagian besar penurunan ini terjadi dalam 20 tahun terakhir, dan kecepatannya sebanding dengan kecepatan punahnya dinosaurus!
Penyebab paling besar dari kepunahan spesies amfibi adalah penghancuran habitat lewat polusi udara dan air. Sebagian besar amfibi tergantung pada air tawar untuk hidup. Mereka lebih dahulu mengalami dampak polusi dibanding hewan lainnya. Hal ini membuatnya menjadi indikator kondisi lingkungan. Di Amerika dan Australia, para ilmuan telah menemukan sebuah jamur yang menyebabkan penyakit yang disebut chytridiomycosis. Penyakit ini menyerang katak dan kodok dan membuat populasi amfibi ini menurun lebih dari 50 persen. Jamur ini menyebar 28 km per tahun dan mematikan.
Berikut ini daftar amfibi yang terancam punah di dunia:
1. Kodok Harlequin variabel Costa Rica (Atelopus varius)
Statusnya kritis. Penyebabnya polusi. Hidupnya di Costa Rica, Panama dan Colombia. Selain polusi, spesies ini juga sangat dicari karena warnanya yang cerah. Perburuan hewan yang tidak sah menjadi ancaman kelangsungan hidupnya. Di saat yang sama, habitat kodok ini dihancurkan oleh penggundulan hutan.
2. Salamender tutul (Ambystoma maculatum)
Lokasi hidupnya di Amerika Serikat Timur. Karena habitatnya hanya di hutan, pertumbuhan kota dan penggundulan hutan serta polusi. Faktor-faktor ini membawanya ke dalam status terancam punah.
3. Craugastor Tabasarae (Craugastor tabasarae)
Lokasi hidupnya di Panama. Hewan ini berstatus kritis karena populasinya telah menurun 80 persen hanya dalam tiga generasi terakhir. Penurunan ini karena adanya jamur Batrachachytrium dendrobatidis. Sepertinya tidak ada cara untuk memulihkan dampaknya.
4. Kodok Kaki Hisap Peru (Atelopus peruensis)
Dalam 10 tahun terakhir, populasi amfibi ini turun sebesar 80 persen. Spesies ini kini berstatus kritis. Tampaknya hewan ini lenyap karena infeksi mematikan yang mempengaruhi amfibi akibat jamur dari ordo Chytridiomycota.
5. Newt tutul Kaiser (Neurergus kaiseri)
Newt ini kritis karena jangkauan habitatnya di Iran kurang dari 100 km saja. Seluruh populasi spesies ini hidup dalam wilayah hanya seluas 10 km persegi. Baik panjang dan kualitas hidupnya menurun. Penurunan ini juga disebabkan jumlah spesimen dewasa yang semakin sedikit karena penjualan hewan ilegal.
6. Katak Roket Dunn (Colostethus dunni)
Katak ini berstatus kritis karena penurunan drastis sebanyak 80 persen hanya dalam 10 tahun terakhir. Kehancuran spesies dari Venezuela ini akibat chytridiomycosis.
7. Axolotl Meksiko (Ambystoma mexicanum)
Satu-satunya habitat alami axolotl adalah Danau Xochimilco di negara bagian Puebla, Meksiko. Dan sekarang ia sudah sangat langka. Spesies asing seperti koi dan carassius yang dimasukkan orang kedalam danau memangsa telur mereka.
8. Kodok emas (Bufo periglenes)
Hewan ini telah punah. Penyebab punahnya belum diketahui tapi tampaknya akibat hujan asam atau variasi lingkungan yang kecil. Dulunya kodok ini hidup di Costa Rica.
0 komentar:
Posting Komentar