28/02/11

Rekonstruksi Golden Jets, Benarkah Artifak Yang Menyerupai Pesawat Terbang Itu Bisa Terbang?

Postingan kali ini merupakan postingan lanjutan tentang artifak Golden Jets yang diduga merupakan sebuah desain mesin terbang yang dibuat oleh peradaban masa lalu.

Beberapa ahli tertarik untuk meneliti artifak ini, apakah memang benar benda tersebut merupakan rancangan mesin terbang ataukah hanya sebuah perhiasan yang ditinggalkan oleh bangsa Pra-Kolombia?



Setelah sekian lama diteliti, Golden Jets merupakan artifak peninggalan bangsa Maya, meskipun terdapat unsur dari kebudayaan Inca di artifak tersebut.

Dua insinyur dari Jerman yang bernama Algund Eenboom dan Peter Belting telah meneliti artifak ini dan membuat sebuah replika untuk mengujinya.

Mereka membuat replika dengan bentuk yang sama persis dengan artifak tersebut tanpa menambahkan bagian apapun kecuali mesin tentunya.

Lalu, pada event Ancient Astronaut Society World Conference pada tahun 1997 di Orlando, Florida, mereka melakukan tes terhadap replika yang mereka buat.


Sebelum dua insinyur tersebut menguji replika golden jets mereka, seorang ilmuwan bernama Richard Hoagland bersama timnya juga telah meneliti artifak tersebut.

Awalnya ia dan timnya tidak yakin jika desain artifak tersebut bisa membuatnya terbang, mengingat bentuknya yang tampak tidak aerodinamis, namun mereka kemudian melanjutkan penelitian mereka setelah dua insinyur dari Jerman tersebut berhasil membuat replikanya dengan sempurna.


Menurut para peneliti, mungkin bentuk dari artifak ini mengambil dari salah satu jenis serangga, mengingat bentuk sayapnya agak menyerupai serangga, namun peneliti tidak dapat memberikan keterangan mengenai jenis serangga yang dimaksud.


Kembali kepada dua insinyur asal Jerman ini, mereka meneliti segala detail dari artifak ini dan membuat replika semirip mungkin dengan aslinya. Mereka membuat replika Golden Jets dengan menggunakan bahan dari kayu.

Sebagai mesin pendorongnya, Algund dan Peter menggunakan motor listrik dan kendalinya menggunakan remote control, hampir mirip dengan aeromodelling.

Mereka membuat dua replika dengan konstruksi mesin yang berbeda, yang satu menggunakan baling-baling di bagian depan, sedangkan yang satunya menggunakan prinsip cara kerja mirip dengan mesin jet.


Berikut adalah dokumentasi uji coba replika Golden Jets :










Berikut ini adalah videonya :


Dalam tes yang dilakukan oleh tim penguji, pesawat replika tersebut mampu lepas landas, dan melakukan manuver yang sulit dibayangkan sebelumnya, bahkan mendarat dengan mulus.

Sungguh sulit dibayangkan jika desain benda tersbeut berasal dari peradaban masa lampau.

Jika Golden Jets berhasil terbang dengan sukses, lalu mengapa hal yang sama tidak terjadi pada replika Saqqara Bird? Menurut Algund dan Peter, hal tersebut karena konsep desain keduanya sangatlah berbeda.

Pada Golden Jets, kedua insinyur tersebut mengatakan jika bentuk artifak tersebut mengacu kepada bentuk tubuh serangga, ini dilihat dari segi aerodinamis.

Saya tidak begitu paham dengan dunia penerbangan, namun yang jelas, golden jets menunjukkan konstruksi yang sempurna untuk memungkinkannya terbang dan hal ini tidak ditemukan pada Saqqara Bird, itulah gagasan dua insinyur tersebut.


Mungkin percobaan diatas memang membuktikan bahwa replika Golden Jets mampu terbang dengan baik, namun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apakah Golden Jets bisa terbang tanpa menggunakan mesin?

Lalu, bagaimana dengan desain yang lain, apakah juga bisa terbang jika dibuat replikanya? Itulah sebagian dari pertanyaan yang belum terjawab dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, jadi kita tunggu saja perkembangannya.

Golden Jets, Bukti Teknologi Pesawat Terbang Peradaban Inca Kuno?

Selama ini, berbagai artifak-artifak misterius telah ditemukan di berbagai belahan dunia dengan bentuk dan fungsi yang masih diperdebatkan.

Salah satunya adalah artifak yang diduga berbentuk mirip pesawat yang ditemukan di Mesir, yaitu Saqqara Bird. 

Meskipun telah diteliti dan secara desain Saqqara bird tidak mampu untuk terbang jauh, namun desainnya yang mengacu kepada desain pesawat modern telah menimbulkan berbagai spekulasi mengenai asal usul artifak ini. 



Lalu,apakah artifak serupa hanya ditemukan pada peradaban Mesir kuno? Ternyata tidak, peradaban Prekolombia yang pernah eksis ribuan tahun yang lalu ini juga memiliki artifak dengan bentuk serupa.

Entah apa yang terjadi pada masa lampau sehingga berbagai artifak misterius ditemukan dengan fungsi yang tidak jelas, dan salah satunya adalah artifak ini.

Sebuah artifak berupa perhiasan emas ditemukan di sebuah tempat di wilayah Amerika Tengah dan Selatan, sayang tidak ada keterangan pasti dimana lokasinya.

Artifak tersebut terbuat dari emas, dan diperkirakan telah berumur lebih dari 1000 tahun, karena peneliti tidak dapat memastikan kapan artifak tersebut dibuat.

Pada tahun 1954, Pemerintah Kolombia mengirimkan koleksi artifak emasnya kepada sejumlah museum di Amerika Serikat.

Selama berada di Amerika, seorang pengusaha berlian terkaya di wilayah itu ingin membuat replikanya dan mencoba untuk mengungkap misteri yang tersembunyi dalam setiap artifak tersebut. 

Salah satu artifak tersebut kemudian dikirimkan kepada seorang zoologist bernama Ivan T. Anderson untuk diteliti.

Ketika melihat desain benda tersebut, Ivan teringat akan bentuk pesawat terbang, kemudian ia meminta pendapat dari seorang ahli aerodinamis pesawat terbang asal Aeronautical Institute of New York, Dr. Arthur Poyslee. 

Dari hasil investigasinya, memang benda tersebut memiliki kemiripan dengan desain pesawat terbang modern, dan bentuk sayapnya tidak mirip dengan hewan manapun di dunia, namun belum dapat dipastikan apakah artifak tersebut menggambarkan desain pesawat terbang masa lampau, karena masih membutuhkan penelitian yang lebih jauh lagi.


Artifak yang berukuran kurang lebih 2 inchi tersebut diperkirakan berasal dari peradaban Sinu, Chimu, atau Mochica, yaitu peradaban Inca kuno yang eksis pada tahun 500 samapi 800 sebelum masehi. 

Kembali pada desain benda ini, menurut Dr. Arthur, jika artifak ini adalah merepresentasikan hewan, maka penempatan bagian sayap dalam benda ini salah karena pusat gravitasinya tidak akan sesuai sehingga tidak memungkinkan untuk terbang. 

Sebaliknya, konfigurasi sayap depan dan belakangnya sangat ideal untuk mesin jet berkecepatan tinggi seperti desain pesawat Concorde! meski hanya berupa gambaran saja. 

Apakah peradaban masa lampau sudah memikirkan aspek aerodinamis segala, sampai-sampai pesawat concorde pun menggunakan desain serupa?



Jika kita perhatikan, memang sekilas artifak tersebut berbentuk mirip dengan sejenis hewan, walaupun ekornya aneh. Para arkeolog menyebut artifak ini sebagai zoomorphic objects, yaitu benda yang berbentuk seperti hewan.

Tetapi, jika memang bentuknya mirip hewan, lalu, hewan apakah itu? Jika dilihat dari bentuk kepala, tubuh, serta bagian yang mirip dengan sayap, mungkin benda ini bentuknya mirip dengan sejenis ikan terbang, namun dengan bentuk ekor yang berbeda. 

Bentuk ekornya memang sangat mirip dengan bentuk ekor pesawat terbang modern, coba bandingkan bentuk ekor benda ini dengan ekor pesawat terbang.

Walaupun kelihatannya memaksa, tetapi pada bagian ekornya, juga terdapat tailplane yang biasanya terdapat pada pesawat modern.




Sementara itu, para peneliti yang lain masih sibuk dengan cara kerja dan aspek aerodinamis pada artifak ini.

Mereka berpendapat jika benar artifak ini adalah sebuah rancangan pesawat terbang, maka benda ini tidak akan bisa terbang karena desainnya yang tidak memungkinkan. 

Namun, mereka menemukan sesuatu dalam artifak ini. Pada bagian kepala dan tubuhnya, terdapat celah misterius yang belum diketahui fungsinya.

Beberapa peneliti berpendapat jika celah tersebut adalah mekanisme dari banda ini agar bisa terbang, dan inilah mekanisme yang mereka maksud.


Anggaplah jika para peneliti itu benar, dengan mekanisme seperti itu, apakah benda ini bisa terbang?

Enam artifak serupa juga dipajang di Chicago Field Museum of Natural History. Sedangkan, dua artifak lain disimpan di Smithsonian Museum of Natural History dan Museum of Primitive Art in New York City. 

Artifak yang tersimpan dalam Museum Chicago dikatakan memiliki desain yang lebih detail dibandingkan dengan artifak yang lain.



Sementara itu, Ivan sangat yakin jika artifak-artifak tersebut adalah bukti nyata tentang kemajuan peradaban modern. Seperti yang ia katakan, 

“The concrete evidence that the ancients knew of flight was forced upon us only a few years ago. Now we have to explain it. And when we do we will have to rearrange a great many of our concepts of ancient history.”

Terlihat ia sangat yakin jika artifak tersebut adalah bukti bahwa desain pesawat terbang modern telah ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu.

Tetapi, tentu saja banyak yang meragukan statement Ivan itu. Mereka yang tidak setuju dengan pendapat Ivan, mengatakan jika mereka (Ivan cs.) terlalu cepat menyimpulkn bahwa artifak tersebut adalah desain pesawat terbang modern tanpa dilakukan penelitian lebih lanjut. 

Teori tanpa pembuktian memang tidak lebih dari "omong kosong" belaka. Berbeda dengan Saqqara Bird yang telah diteliti dan sampai dibuat replikanya oleh ahli desain glider bernama Martin Greorie, Artifak Inca yang tidak bernama ini belum juga dibuktikan kebenarannya jika memang benda tersebut adalah sebuah pesawat terbang kuno.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan jika artifak tersebut tidak lebih dari sebuah perhiasan masa lampau jika dilihat dari sisi artistiknya.

Coba deh perhatikan dengan seksama, pasti kita akan melihat ukiran-ukiran pada bagian sayap, kepala,dan ekor benda ini. 

Terungkap, Misteri Kematian 200 Sapi Wisconsin

Penyelidik yang menangani kematian 200 sapi Wisconsin berhasil mengungkap rahasianya. Apa penyebabnya? Ratusan sapi ini ditemukan mati di Stockton, dua pekan lalu, yang membuat warga khawatir sekaligus bingung.


http://static.inilah.com/data/berita/foto/1196332.jpg

Menurut peneliti dari University of Wisconsin, hewan itu terbunuh karena penemuan racun di ubi jalar, bagian dari pakan ternak.

"Keberadaan mikotoksin di ubi jalar yang berjamur merupakan faktor utama penyakit sekaligus kematian sapi jantan itu,” ujar Peter Vanderloo, direktur asosiasi dari Laboratorium Diagnostik Hewan Wisconsin.

Sebelumnya, terjadi rentetan kematian hewan massal di beberapa wilayah seperti ikan di Maryland dan Arkansas serta burung di Luisiana dan South Dakota.

Petani sebelumnya mengira sapi itu mati karena penyakit rhinotracheitis yang menular. "Tidak satupun patogen pernafasan ternak teridentifikasikan di sampel yang diberikan ke laboratorium," ujar Vanderloo.

Dia juga menekankan bahwa ubi jalar itu tidak beracun dalam rantai makanan manusia sehingga tidak ada ancaman bagi masyarakat. Sebelumnya, kematian hewan massal ini memicu teori konspirasi. Beberapa pihak bahkan mengaitkan dengan misteri UFO dan alien.

Wow, Ternyata Ada Juga Bagian Mars yang Berwarna Biru

Planet Mars memang terkenal dengan sebutan planet merah. Tapi, tak seluruh permukaan Mars berwarna merah ketika dicitrakan.

Hasil jepretan Mars Reconaissance Orbiter NASA menunjukkan bahwa ada bagian planet itu yang berwarna biru, seperti Bumi.


http://kcdn5.stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/02/18/1309291620X310.jpg

Hasil jepretan yang dipublikasikan di New Scientist itu ialah bukit pasir di Kawah Rabe, wilayah berdiameter 100 kilometer di dataran tinggi belahan selatan Mars. Gundukan itu benar-benar tampak biru, seperti lautan bumi tampak dari udara.

Bukit pasir itu menutupi sebagian wilayah Kawah Rabe. Bukit pasir terbentuk dari pasir basalt di dasar kawah dan dibentuk oleh angin Mars. Citra lebih dekat menunjukkan pegunungan berstruktur mirip sidik jari, lembah, dan riak-riak.

Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa bagian gundukan pasir tampak berwarna lebih gelap dibanding wilayah kawah lain?

Salah satu kemungkinannya adalah pasir di dasar kawah bukan pasir lokal, tetapi pasir dari daerah lain yang terjebak oleh kondisi topografis daerah tersebut. Tidak ada uraian mengapa wilayah tersebut berwarna biru.

10 Objek Wisata Terbaik di Afrika Selatan

1. Kruger Park

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr5N0Vjl8wCbfeaXJDf4C6Vn4PF8yh5XphoNkccr8dzeTsLtcNSfmrBcPStTzKb-hveZjFQrFZ9BykBJJhZgCOaJ_RXEq5lWFCLACP1OS__R5vJk0w4m6uAy8KkzG-uDEenBvePxx6hCE/s400/kruger-national-park.jpg
Di sini, Anda bisa menikmati suasana padang safana serta ganasnya kehidupan alam Afrika Selatan beserta banyak satwa-satwa liar khas afrika seperti Singa, Cheetah, Rusa, Antelop, Hyena, dan masih banyak lagi.

2. Table Mountain


Table Mountain mungkin adalah satu dari sedikit penampakan alam yang unik di dunia, dengan tampilan gunung dengan puncak yang datar serta unik, obyek inipun menjadi salah satu kandidat keajaiban alam dunia.

3. Garden Route


Garden Route adalah serangkaian pemandangan teluk, tebing, pantai dan kota, membentang ratusan kilometer dari Heidelberg. Garden Route menawarkan anda pemandangan alam yang indah serta penampakan alam hijau Afrika.

4. Robben Island


Roben Island adalah salah satu wisata sejarah paling terkenal di Afrika Selatan, tempat ini dulunya adalah tempat pengasingan sekaligus penjara bagi pahlawan pembebasan praktek Apartheid di Afrika selatan, yaitu Nelson Mandela.

5. V & A Waterfront


Inilah surganya bagi para pecinta belanja yang sedang berlibur di Afrika selatan, di tempat ini kalian bisa mencari berbagai produk cinderamata khas Afrika Selatan serta berbagai produk fashion rancangan desainer ternama dunia.

6. Pantai Durban


Pantai Durban adalah opsi wisata pantai paling menarik dan terkenal di Afrika Selatan, dengan ombak yang sedang dan air yang jernih menjadikan pantai ini sebagai tempat wisata favorit dan paling dicari di Afrika Selatan.

7. Sun City Resort


Tempat ini adalah komplek wisata yang paling lengkap di Afrika Selatan, di dalamnya terdapat fasilitas hotel berbintang, padang golf, parasailing, bar, dan berbagai tempat hiburan glamor lainnya yang hanya bisa dinikmati oleh wisatawan tingkat atas.

8. Desa Budaya


Sangat sayang jika berkunjung ke Afrika Selatan tanpa menggali unsur budaya yang ada di dalamnya. Ada beberapa desa-desa budaya di seluruh Afrika Selatan. Di sana kalian bisa mengetahui berbagai adat dan budaya Afrika Selatan.

9. The Cradle of the Human Kind


Di tempat ini, kalian bisa belajar tentang berbagai peninggalan nenek moyang kita, di tempat warisan budaya dunia ini, kalian akan disuguhi berbagai hasil penemuan-penemuan antropologi manusia yang disimpan di Gua Sterkfontein.

10. Soweto


Di sinilah kalian bisa merasakan kehidupan penduduk asli Afrika Selatan. Walaupun hanya berjarak beberapa puluh kilometer dari pusat kota Johannesburg, tapi penduduk kota ini tetap ingin melaksanakan kehidupan yang sederhana, jauh dari kesan glamor dan bermewah-mewahan.

Keindahan Oasis Ditengah Panasnya Gurun Pasir

Gurun pasir tidak melulu pasir. Di beberapa lokasinya terdapat danau-danau alam yang airnya berasal dari sumber air setempat maupun yang berasal dari curah hujan tahunan.

Di sini juga biasanya dijumpai pepohonan palem dan bahkan tanaman-tanaman buah dan taman yang subur. Di lokasi oasis seperti inilah biasanya populasi terbentuk. Sayangnya banyak yang lenyap karena berbagai sebab.

Seperti diutip dari Wikipedia, Oasis atau oase dalam ilmu geografi, adalah suatu daerah subur terpencil yang berada di tengah gurun, dan biasanya mengelilingi suatu mata air atau sumber air lainnya.


 
Tahap Pembentukan Oasis



1. Danau-danau Ubari, Oasis Erg Awbari, Sahara

Lokasinya dekat Fezzan dan 30 km sebelah utara Germa, Libia. Danau berair asin ini merupakan suatu lokasi pusat perdagangan bagi warga setempat yang kebanyakan menjual suvenir dan barang-barang lainnya di pinggir danau.


Umm Al-Maa, yang berarti Ibu Air, merupakan salah satu danau terbesar di oasis ini. Sayangnya, seperti danau-danau lainnya, dalam sehingga lapisan air danau-danau ini mulai mengering.

Berbarengan dengan airnya yang mulai kotor, tingkat garamnya pun saat ini sama dengan di Laut Mati. Tingginya garam di danau Umm Al-Maa membuat Anda mudah terapung jika berendam di sini.




Bekas kota Gebraoun yang telah ditinggalkan penghuninya terletak tidak jauh dari sini dengan reruntuhan bangunan yang impresif menunjukkan bahwa danau-danau di sini pernah menjadi gantungan hidup yang memadai dan berkualitas. 


  
2. Oasis Huacachina, Peru

Hucachina merupakan kota oasis kecil di daerah Ica, barat daya Peru. Oasis yang diberi nama "Oasis of Americas" ini merupakan resort populer di kalangan turis asing maupun domestik.

Legenda setempat menceritakan bahwa danau ini terbentuk saat pemburu muda mengganggu seorang puteri cantik yang sedang mandi. Puteri tersebut segera pergi menghilang meninggalkan kolam air yang kemudian menjadi danau.






3. Oasis Turpan, China


Turpan, atau dikenal juga dengan nama Tulufan, merupakan kota oasis di daerah Xinjiang Uygur, China. Berjarak hanya 8 km sebelah barat reruntuhan kota Jiaohe, suatu daerah batas pasukan garnisun yang dihancurkan oleh Genghis Khan pada jaman dinasti Han.



4. Danau Gurun di Brasil


Danau gurun yang indah ini terletak di Lençóis Maranhenses National Park, Maranhao, Brasil.

Terbentuk sebagai bagian dari suatu sistem danau air tawar yang berasal dari hujan selama enam bulan pertama tiap tahunnya dan kemudian akan menguap secara bertahap dan tahun berikutnya airnya akan meninggi kembali.

Beberapa danau di antaranya terdapat pepohonan palem, sementara yang lainnya gersang



5. Danau Creescent di Gurun Gobi China

Danau gurun ini berlokasi di ujung sebuah kota kuno yang bisa dijumpai pada perjalanan sepanjang Silk Road ke Barat.


Saat ini mulai mengering dan turun lebih dari 25 kaki sepanjang 30 tahun terakhir karena digunakan langsung oleh petani dan populasi yang semakin meningkat. Ini mengakibatkan berangsur menghilangnya danau ini yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.



6. Oasis Chebika, Tunisia

Oasis cantik ini mungkin adalah oasis yang paling banyak dilihat orang tanpa orang menyadarinya. Di sinilah lokasi pembuatan film Star Wars Episode IV: A New Hope.

Nama oasis inipun akhirnya diambil dari salah satu karakter di film tersebut yaitu Chewbacca.






7. Oasis Timia, Gurun Sahara, Nigeria

Oasis Timia berlokasi di Aïr Mountains (Nigeria utara), merupakan oasis paling indah di negara ini.

Bukan hanya karena gambaran sebuah danau di tengah gurun dengan beberapa pohon palemnya saja, di dalamya juga terdapat taman-taman subur dengan tanaman jeruk dan buah delima yang siap dipetik dan dimakan di tempat (dengan membayar tentunya). 


Beberapa jenis pohon buah-buahan lainnya, sereal, dan sayur-sayuran juga tumbuh di sini. Hasil panennya bahkan juga dikirim ke daerah lain di Nigeria. 




8. Oasis di Oman

Oasis hijau ini tersembunyi di tengah gurun Oman. Beberapa oasis di kesultanan Oman kerap dijadikan tempat studi botanikal di bidang agro-biodiversity. Para peneliti juga mencari sebab mengapa jumlah oasis berkurang dengan cepat.



Sebenarnya masih banyak oasis alami lainnya di muka bumi ini, tapi setidaknya inilah yang masih tersisa dan dimanfaatkan manusia dan terdokumentasi.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger